Tresno Nggondol
Cidro
Kala itu, ayam belum terbangun
dengan kokokanya. Hanya ada suara senyap yang menyelimuti dari berbagai arah.
Teh Aisy : “Abi bangun dulu Abi. Tahajud dulu”
Aa Ridwan : “Iya umi”
Kemudian mereka solat tahajud
bersama. Berapa rakaat sampai sekiranya cukup.
Aa Ridwan : “Mi, besok pagi Abi
mau ada acara dakwah di luar kota. Umi sudah tau kan?”
Teh Aisy : “Iya bi, nanti umi siapin segala barang kebutuhan Abi.
Tenang aja bi”
Pagi sudah menjelang. Aa Ridwan
segera bertolak untuk pergi ke luar kota di dampingi oleh asistenya Chika.
Aa Ridwan : “Chik, bbolehkah saya sedikit bercerita?”
Chika : “Tentu boleh A’ ada apa ya?”
Aa Ridwan : “Begini Chik, saya beberapa waktu lalu saat dakwah di kota
ini nanti saya bertemu dengan seorang gadis yang parasnya membuat saya tak bisa
lupa. Astaghfirullah...Chik. dia begitu menggoda..”
Chika : “MasyaAllah A’ (kaget kepalang) inget istri dirumah.
Teh Aisy mau dibawa kemana?”
Aa Ridwan : “Makanya dengerin dulu kalo gue ngomong kagak usah dipotong
gitu keleussss”
Chika : “Iyadeh a’ maafin akuu”
Aa Ridwan : “Saya saat ini sungguh sedang gundah gulana menghadapinya.
Mau bagaimana saya? Saya sudah terlanjur jatuh hati. Dan palingan saat saya
dakwah nanti saya akan bertemu dengan dia”
Chika : “Maaf lancang a’, siapa namanya?”
Aa Ridwan : “Hello Kitty....Chik”
Sementara di tempat lain Teh Aisy
juga sedang merasakan kegundahan, namun berbeda. Ia kemudian mendatangi sahabat
karibnya dari semenjak ingusan sampai jaman dimana kecantikanya tak tertandingi
sekarang.
Teh Aisy : “Duhai sahabatku Arifah, saya sungguh sedang terkena
penyakit hati. Galau yang tiada berujung bagai muda y ang sedang dilanda cinta”
Arifah : “Ada masalah apa sahabatku?”
Teh Aisy : “Akhir-akhir ini Fah, entah kenapa Aa’ Ridwan selalu
melihat menerawang. Seperti ada suatu diluar sana yang sedang sangat ia
rindukan. Aku takut...Aa’ ridwan selingkuh Fah”
Arifah : “Bukan maksudku membelanya atau bagaimana sahabatku,
namun mungkin saja dia sedang sedikit ada masalah atau apa suatu yang
berhubungan dengan dakwahnya.”
Teh Aisy : “Mungkin....semoga saja prasangkaku tidak benar
sahabatku..”
Di luar kota, seusai Aa Ridwan
dakwah di salah satu masjid yang cukup masyhur di kota tersebut. Seperti dugaan
Aa Ridwan. Ia akan menjumpai kembali gadis yang selama ini menggondol
perhatianya. Dari pertemuan tersebut tersusunlah segala rencana.
Aa Ridwan : “Maukah kau saya siri?”
Hello Kitty : “Iya Aa, saya mau”
Lama waktu berselang, Aa Ridwan dan
Sumay pergi keluar untuk sekedar berjalan-jalan. Tak sengaja kala itu juga
seorang paparazi berada di tempat yang sama dengan mereka.
Atiqah : “Kayaknya gue tau deh itu siapa....eh eh tapi kan
istrinya si itu bukan dia, terus itu siapa dong???? Waaaaah gossip hot inih.
Foto cus upload instagram, blog, facebook, twitter ahhh...”
Di tempat lain teh Aisy sedang
bersantai dirumah sendirian setelah menghabiskan waktu untuk membersihkan
rumah.
Teh Aisy : “Loh..loh...ini bukanya abi? Kok foto gandengan sama
cewek lain? Siapa dia?” (Teh Aisy terkejut melihat postingan dari paparazi yang
sudah tersebar luas tersebut di medsos)
Tak lama Aa ridwan pulang ke rumah..
Aa Ridwan : “Assalamualaikum umi...”
Teh Aisy : “Waalaikumsalam. Bi, sekarang abi jujur ini siapa?”
(menunjukkan foto dari paparazi tersebut)
Aa Ridwan : “A..a...anu itu umi...itu bukan siapa-siapa mi, mungkin itu
ulah siapa gitu mi, haters gitu yang nggak suka sama abi”
Teh Aisy : “Cukup bi...cukup....” (lari)
Teh Aisy pergi menuju rumah
sahabatnya yang tak jauh dari kediamanya.
Teh Aisy : “Sahabatku....benar ternyata segala prasangkaku. Kau bisa
lihat foto ini.”
Arifah : “Astaghfirullah...benar-benar dia. Sudah tak usah kau
sedih lagi, aku akan membantumu untuk menyelesaikan segala masalah beratmu
ini.”
Keesokan harinya Arifah pergi ke
majlis ta’lim dimana Aa’ ridwan sedang berceramah.
Arifah : “Assalamualaikum a’...mumpung acara belum dimulai
bisa saya berbicara dengan aa’, nggak akan lama”
Aa’ Ridwan : “silahkan..ada apa?”
Arifah : “Aa’ nggak bisa seenaknya punya istri lagi dong tanpa
sepengetahuan apalagi persetujuan dari Teh Aisy, bukankah itu sudah benar benar
melanggar aturan dalam Islam? Aa’ ini ulama yang disegani. Kenapa bisa
melakukan hal seburuk itu?”
Aa’ Ridwan : “Benar....tapi aku tak mau jika aku harus melukai istriku”
Arifah : “Istrimu? Huh. Yang mana? Kau sungguh keji
Ridwan....”
Saat sedang panasnya situasi
datanglah Sumay di tempat kejadian. Karena ribut-ribut yang sedari tadi tak
berujung banyak ibu-ibu majlis ta’lim yang ikut menuju ke tempat.
Sumay : “Ada apa ini mas ribut-ribut?”
Arifah : “Oh,,oh jadi dia hello kitty yang selama ini dimaksud?
Sungguh, kau Ridwan...dimana perasaanmu?”
Sumay : “maaf sebelumnya, tapi sebenarnya apa yang sedang
terjadi disini?”
Arifah : “Jangan berlagak sok nggak tau apa-apa. Saya sungguh
tau, kamu telah menggodanya sehingga Ridwan tergoda untuk melanggar syariat dan
menghianati Teh Aisy”
Karena sudah terlanjur tertangkap
basah, Aa’ Ridwan tak lagi bisa berkutik. Dan dia meminta paparazi yang sudah
ia ketahui siapa sebenarnya mengumumkan pada khalayak. Seperti dia menyebarkan
foto mesranya dengan istri keduanya di media sosial.
Atiqah : “Dasar ribet ya, yaudahdeh. Aku mau umumin ya ke
kalian semua wahai manusia-manusia yang haus akan gossip di segala media
sosial. Kalau Aa’ Ridwan sudah berpoligami..”
Atiqah : “Bentar A’ sebaiknya Aa’ Hello Kitty sama gueee,
selfie dulu sebagai bukti”
----
Aa’ Ridwan : “Ibunda...saya sungguh sudah bingung, bagaimana dengan kedua
istri saya dan khalayak yang memperbincangkan kami? Saya sudah tak tahan...”
Teh Aisy : “Semua salahmu Bi, kau yang memulai~”
Ibunda : “Mungkin yang terbaik adalah jika kau ceraikan saja
kedua istrimu itu. Biar tak ada yang merasa tak adil lagi. Dan para jamaahmu
itu...tak berbincang lagi. Kau sudah memilih jalan yang salah...maka rasakanlah
kali ini...”
Teh Aisy dan Sumay : “Apa?”
Aa’ Ridwan : “Akan saya fikirkan baik-baik bunda, saya minta maaf.”
Setelah itu mereka pulang kerumah
dengan menggunakan kendaraan yang berbeda-beda, tak ada yang berada dalam satu
mobil. Namun, seperti biasa. Aa’ Ridwan masih saja ditemani asistenya.
Aa’ Ridwan : “Cik, bagaimana menurutmu?”
Chika : “Menurut saya, turuti saja apa yang dikatakan ibunda
Aa’. Jika Aa’ masih saja ragu. Aa’ bisa solat istikharah. Bukankah begitu?”
Aa’ Ridwan : “Tentu..kau benar, cik”
Sesampainya dirumah Aa’ Ridwan
mengambil air wudlu dan solat istikharah.
Aa’ Ridwan : “eh, hai Chik, aku sudah solat”
Chika : “Bagaimana hasilnya A’?”
Aa’ Ridwan : “Memamng aku harus menuruti apa yang dikatakan ibundaku
kepadaku. besok bantuk aku mengurus surat perceraian mereka.”
Karena kebersamaan antara Aa’ Ridwan
dan asistenya yang semakin lama malah semakin lengket. Pada masa terburuknya
juga hanya asisten yang mau mendengarnya dan memberinya solusi. Maka Aa’ Ridwan
jatuh hati.
Aa’ Ridwan : “Tak lama lagi, setelah sidang terkahir perceraianku Chik, aku
akan meminangmu..”
Komentar
Posting Komentar