Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2016

Hitam dan Tercemar

  ' Like living in the dream.' Kabut menyelimuti langit pukul 05.30 pagi. Benda tak padat, yang tak bisa digenggam itu menelisik anggun di antara pepohonan, membuat beberapa dahan ketutupan. Seperti di dalam lukisan, kabut itu turun dari langit, ke sela sela pohon, hingga berbaur dengan orang-orang di atas tanah. Kabut datang bersama hawa dingin yang mengungkung sekujur tubuh. Seolah es yang membekukan kulit bagian luar, mendekap kuat tapi tak menghangatkan. Meski dingin menerjang, udara pagi di pegunungan tetap menawan paru paru yang penuh kepulan asap kendaraan dan tembakau bakar. Katlya duduk di pembatas jalan, merapatkan jaket yang dikenakan. Hidungnya memerah dan berlendir, pipinya dingin tapi kenyal seperti kue mochi di dalam freezer. Ia menggosokkan telapak tangannya mencari kehangatan. Seperti naga kehilangan daya, nafasnya menyemburkan asap tanpa api. "Kenapa mbak motornya? Mogok?," seorang pria paruh baya dengan celana pendek dan celurit menghampiri Katlya.

terjebak nostalgia

Hari ini, potret Amanda di hari pernikahannya yang tragis muncul di halaman depan surat kabar nasional. Berita itu muncul setelah selama setahun penuh sang reporter meminta pihak keluarga untuk mengijinkan peluncuran berita drama-sarkatis tadi. Dalam hitungan jam, kisah tentang ‘Amanda gadis yang terjebak di gaun pengantin selama 20 tahun’ menjadi viral dan hangat diperbincangkan.             Sabtu 20 juli 1995, seorang gadis remaja berusia duapuluh dua tahun telah menjelma menjadi sesosok perempuan dewasa yang sangat anggun. Dengan balutan ballgown putih yang elegan, Amanda pantas menyandang jabatan pengantin wanita tercantik pada masanya.             Suara pembawa acara terdengar tengah memanggil pengantin pria untuk menuju ke lokasi pernikahan. Jantung Amanda berdegup semakin kencang menantikan langkah pasangannya masuk ke dalam gedung. Lima menit berlalu tangan Amanda basah dengan keringat. Calon suaminya masih belum memasuki gedung acara. Sepuluh menit selanjutnya, panitia m