Postingan

Menampilkan postingan dari November, 2015

Hitam dan Tercemar

  ' Like living in the dream.' Kabut menyelimuti langit pukul 05.30 pagi. Benda tak padat, yang tak bisa digenggam itu menelisik anggun di antara pepohonan, membuat beberapa dahan ketutupan. Seperti di dalam lukisan, kabut itu turun dari langit, ke sela sela pohon, hingga berbaur dengan orang-orang di atas tanah. Kabut datang bersama hawa dingin yang mengungkung sekujur tubuh. Seolah es yang membekukan kulit bagian luar, mendekap kuat tapi tak menghangatkan. Meski dingin menerjang, udara pagi di pegunungan tetap menawan paru paru yang penuh kepulan asap kendaraan dan tembakau bakar. Katlya duduk di pembatas jalan, merapatkan jaket yang dikenakan. Hidungnya memerah dan berlendir, pipinya dingin tapi kenyal seperti kue mochi di dalam freezer. Ia menggosokkan telapak tangannya mencari kehangatan. Seperti naga kehilangan daya, nafasnya menyemburkan asap tanpa api. "Kenapa mbak motornya? Mogok?," seorang pria paruh baya dengan celana pendek dan celurit menghampiri Katlya.

masa lalu

ingin aku terus berlalu meninggalkan langkah getir di masa lalu mencoba menghapus sebaris sesak dalam ingatan mencoba lupakan sebongkah luka dalam sayatan kadang ingin aku lantas berlari tapi kaki terjebak dalam henti kadang semburat luka coba sadarkan bagaimana perihnya sebuah kebersamaan kadang perih juga ingatkan bahwa bersama tak lantas bahagia tapi apa mau dikata kala hati terjebak pada nostalgia kala cinta hanya terpaku pada sosoknya lelah aku menangis dalam malam-malam hampa kesal aku berteriak pada langit ksong tak bertuan menyerah aku akan hamparan tanah tak berbentuk lepas... dan lepaskan... hempas dan tinggalkan akhirnya akupasrah pada kaki yang melangkah TERJUN DALAM PALUNG PENYESLAN TERDALAM dan menghilang dalam penjara kenistaan -chika_chilato-