Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2019

Hitam dan Tercemar

  ' Like living in the dream.' Kabut menyelimuti langit pukul 05.30 pagi. Benda tak padat, yang tak bisa digenggam itu menelisik anggun di antara pepohonan, membuat beberapa dahan ketutupan. Seperti di dalam lukisan, kabut itu turun dari langit, ke sela sela pohon, hingga berbaur dengan orang-orang di atas tanah. Kabut datang bersama hawa dingin yang mengungkung sekujur tubuh. Seolah es yang membekukan kulit bagian luar, mendekap kuat tapi tak menghangatkan. Meski dingin menerjang, udara pagi di pegunungan tetap menawan paru paru yang penuh kepulan asap kendaraan dan tembakau bakar. Katlya duduk di pembatas jalan, merapatkan jaket yang dikenakan. Hidungnya memerah dan berlendir, pipinya dingin tapi kenyal seperti kue mochi di dalam freezer. Ia menggosokkan telapak tangannya mencari kehangatan. Seperti naga kehilangan daya, nafasnya menyemburkan asap tanpa api. "Kenapa mbak motornya? Mogok?," seorang pria paruh baya dengan celana pendek dan celurit menghampiri Katlya.

Halwa si ojek cinta

Gambar
"gua pergi dulu ya" "mau kemana?" "mau ngejemput pacar orang." Terang Halwa sambil lalu. Dengan tergesa-gesa ia mengenakan flat shoes birunya, dengan tas ransel yang masih menggantung sebelah. Setengah berlari ia turun menuju parkiran, mencari beat warna hitam yang ia pinjam dari seniornya di ekskul teater. Dua menit kemudian Halwa kembali muncul di depan ruang siar. Dengan nafas yang terengah-engah, dia masuk sambil melepas sepatu asal. "kunci motor gua mana ya chik." Aku sedikit melirik padanya yang sibuk menelanjangi meja komputer penyiar. Tak lama tangannya menyentuh kunci motor tanpa gantungan di sebelah monitor komputer. Aku diam saja melihat tingkah paniknya. "aku pergi ya gaes." Halwa melambai asal pada mahluk yang tersisa di ruang siaran. Setelahnya dia menghilang, pergi dengan pacar orang. .... "chik, temen gua putus sama pacarnya gara-gara gua." Kalimat tersebut menjadi pembuka, sebuah cerita

Dari UMKM Untuk Milenial

Gambar
Dinas Koperasi dan UMKM DIY , menggandeng para pelaku UMKM yang dekat dengan milenial. baik dari produk yang dipasarkan, maupun cara penjualannya, ditargetkan untuk mudah dijangkau oleh kaum milenial. Sebut saja dari ranah kuliner, diantara beragam produk makanan kekinian yang ditampilkan, memang digandrungi generasi muda. Hadir juga produk-produk konvensional yang diolah sedemikian rupa, sehingga menarik untuk berbagai kalangan. Misalkan, salah satunya adalah produk jamur krispi milik ibu Lestari. jamur yang disajikan, merupakan hasil budidaya miliknya sendiri. Selama beberapa tahun menjalankan usahanya, 'krispi jamur tiram butari' sudah berhasil dipasarkan di berbagai toko oleh-oleh yang ada di Yogyakarta. Pada gelar produk UMKM yang diadakan oleh Dinas Koperasi dan UMKM DIY, bu Tari mengeluarkan versi baru dari jamur krispi olahannya. merk yang digunakan juga berubah menjadi Sehi jamur tiram. dengan kemasan yang lebih kekinian dan mudah dibawa kemana-mana,  cemila