Hitam dan Tercemar

  ' Like living in the dream.' Kabut menyelimuti langit pukul 05.30 pagi. Benda tak padat, yang tak bisa digenggam itu menelisik anggun di antara pepohonan, membuat beberapa dahan ketutupan. Seperti di dalam lukisan, kabut itu turun dari langit, ke sela sela pohon, hingga berbaur dengan orang-orang di atas tanah. Kabut datang bersama hawa dingin yang mengungkung sekujur tubuh. Seolah es yang membekukan kulit bagian luar, mendekap kuat tapi tak menghangatkan. Meski dingin menerjang, udara pagi di pegunungan tetap menawan paru paru yang penuh kepulan asap kendaraan dan tembakau bakar. Katlya duduk di pembatas jalan, merapatkan jaket yang dikenakan. Hidungnya memerah dan berlendir, pipinya dingin tapi kenyal seperti kue mochi di dalam freezer. Ia menggosokkan telapak tangannya mencari kehangatan. Seperti naga kehilangan daya, nafasnya menyemburkan asap tanpa api. "Kenapa mbak motornya? Mogok?," seorang pria paruh baya dengan celana pendek dan celurit menghampiri Katlya.

naskah drama 1



7 pancaran sinar
            Tampak di tanah yang kotor dan berbau busuk itu. Seonggok daging hidup masih menderu – deru bernafas. Kian hari tubuhnya kian ringkih. Long – long an jeritan hatinya tak lagi mampu ia kendalikan. Ia bukan tawanan perang, ia bukan pula rakyat sipil korban perang. Ia seonggok daging bernyawa yang pergi mencari hal lain dalam sisi gelap kehidupan.
( sebuah cahaya hadir )
Develin            : anak muda.... siapakah nama mu? Langkah kan lah sepasang kaki itu mendekat pada ku. Ke istana kasih dan sayang.
Riou                : suara siapa gerangankah itu... begitu merdu bagai lantunan doa suci para bidadari.
(terbangun dan terseok mencari arah asal suara)
            Temaram cahaya itu di tangkap oleh sepasang mata yang telah lama hanya melihat gelap. Ia mendatangi sebuah gubuk yang bercahaya itu. Gubuk yang memancarkan kasih dan sayang.
Riou    : wahai wanita... dari sinikah suara bidadari tadi berasal?
Develin: lihatlah wajah kuyu mu. Kau terdampar berhari – hari di tengah kegelapan dunia. Apakah gerangan yang hendak kau cari anak muda...?
Riou    : ohh bidadari dengan panggilan apakah hamba patut memanggil anda?
Develin:apalah arti sebuah nama ketika ada begitu banyak cinta dan kasih sayang yang ku miliki. Kan ku beri kau kasih dan sayang sebanyak bahkan lebih dari yang kau minta. Basuhlah gurat lelah di wajah mu itu dengan segenggam cinta. Hapus buang atau simpanlah linang berlian di pelupuk mata mu dengan lambaian kasih. Aku.... Develin... pemberi cinta kasih dan sayang...
( cahaya hilang meninggalkan riou yang kebingungan )
Riou    : develin.... develin.... ohh wanita bersuara bidadari kemanakah hendak kau bawa cinta dan kasih mu yang sebesar dunia itu selain pada jiwaku?? Tak kau lihatkah aku kini rapuh dan renta. Aku butuh kasih dan sayang mu untuk membelai ku di malam badai. Untuk mendekap ku di siang yang terik. Ohh develin,,,
(datang cahaya dari sisi lain panggung )
Melati  : HAHAHAHAHAHA wahai lelaki kecil apa yang kau lakukan dengan tubuh renta mu itu di tengah kegelapan dunia?? Kembalilah ke dunia yang cerah... dan mandikan tubuh busuk mu itu dengan wangi – wangi an bunga.
Riou    : tidak nyonya aku tidak akan bisa kembali ke dunia yang cerah seperti sedia kala.. tidak sebelum...
Melati  : kenapa tidak? Heh? Apa kau tersesat dan tak tahu arah jalan pulang? Heh? Kau fikir kau penyanyi syair – syair galau itu?
Riou    : bukan nyonya bukan itu maksud hamba... hamba hanya... hamba hanya belum menemukan sisi lain dari diri hamba... hamba pergi ke dunia yang cerah, namun hamba nampak seperti selembar tisu yang terbang di bawa angin,melangkah kemana kaki membawa,bernafas karena tuhan masih memberi dan hamba rapuh nyonya. Hamba rapuh karena hamba tak tahu jiwa apakah yang tumbuh di tubuh kecil nan lemah ini?
Melati  : hay lelaki kecil,dalam diri setiap orang itu ada jiwa pemimpin. Aku rasa kau pantas berjalan dengan dada membusung. Langkah yang tegap baju yang berat akan lambang kebanggaan dan kehormatan. Cobalah menjadi prajurit sama seperti ayahku paman2 ku saudara2 ku dan juga kekasih abadi ku. Jadilah jiwa pemimpin lelaki kecil. Tak peduli seberapa kecil dirimu tidak boleh ada yang menindas mu.
Riou    : tapi nyonya... aku.....
Melati  : bangkitkan jiwa pemimpin mu... maka kau akan tahu kemana arah mu bernafas.
(melati pergi sambil mengembangkan payungnya )
Riou    : kenapa semua orang meninggalkan aku?? Apakah mereka tidak mau mendengar suara hamba sahaya macam diriku. Sehina inikah aku dimata mereka? Tuhan!!!! Dunia ini terlalu hitam dan putih untuk ku...
(ada suara orang menendang kaleng )
Lintang: Arghhhh berisik..... apa sih yang kamu lakukan? Merutuki Tuhan? Tidak cukup bersyukurkah kamu dia telah memberikan mu hidup? Masih mau meminta apalagi kamu darinya?? Ha?? Minta kaya? Minta pintar? Minta ganteng? Minta istri? Semua bisa kau minta pada setiap daging bernyawa yang sehari- hari kau temui di pinggir2 jalan. Tapi coba kau minta hidup? Mau minta pada siapa kau ?
Riou    : sebenarnya tempat apa ini? Aku telah bertemu wanita bidadari ku tapi ia lantas pergi. Aku juga bertemu seorang nyonya tapi ia pun tak tampak tinggal. Dan sekarang, siapa dirimu? Apa kau hadir hanya untuk pergi pula?
Lintang: hay bung... santailah... kau minta apa? Warna baru? Agar hidup ini tak terlalu hitam dan putih?. Kami sudah menjadi perantara antara kau dan tuhan. Kami datang.. mengusik jiwa mu. Mengenalkan warna2 baru. Bukalah sepasang mata sipit itu. Aku yakin walau mata itu hanya nampak seperti sebuah garis namun sepasang mata itu mampu melihat kebesaranNya.
(lintang pergi dengan langkah onarnya)
Riou    : lagi – lagi pergi... lama – lama aku pun jenuh hanya berdiri di sepetak tanah ini menanti seseorang datang berbicara dengan tema yang berbeda – beda lalu melepas mereka pergi sebelum aku sanggup merelakan... tuhan apakah aku ini halte bus yang sekedar ada untuk hilir dan mudik orang2 disini. Atau aku tempat sampah tempat membuang semua keluh kesah dan amarah? Ahh tuhan aku lelah merasa lelah.
Benita  : lelah.... tak tergambar di dahi mu kau lelah.
Riou    : mohon jangan datang pada ku jika kau akan pergi lagi.
Benita  :memang apa yang kau cari disini??
Riou    : aku berdoa pada tuhan ku agar aku dapat mencari sisi lain di hidupku, aku ingin mengorek jiwaku.
Benita  : sudah ketemu?
Riou    :belum...
Benita  : lalu  kenapa kau mengganti doa mu?
Riou    : karena aku lelah...
Benita  : sudah berusaha maksimal?
Riou    : aku sudah pasrah...
Benita  : pasrah dengan hal yang sedikitpun tak kamu usahakan? Kasian.... malang sangat hidup kau orang. Hey kawan... usahakanlah apa yang ada di raga mu dan melekat di jiwa mu. Berdoa dan berusaha, yang penting itu hasrat bukan bakat. Ingat.. U S A H A!!!!
Eriza    : usaha bro usaha,,, jadi wirausaha wkwkwkwk
Riou    : kamu siapa?
Eriza    : aku keberanian yang akan membawa langkah nyata mu dalam berusaha. Aku hal kecil yang berdampak besar. Aku selalu yakin akan diriku sendiri dan aku harus berani berusaha memuaskan setiap hasrat yang mengoyak jiwa.
Riou    : tunggu kalian semua nampak seprti potongan kenyataan yang selalu berkesinambungan. Aku tak mengerti tapi aku mulai menebak dan menerka – nerka.
Cahaya perlahan mulai menerangi tanah kotor dan bau itu. Tercium aroma kebaikan menyesakkan hidung dan rongga dada. Membasahi rasa dahaga akan kebahagiaan.
Roma   : selamat datang riou di dunia hitam... apakah kamu menikmati perjalanan mu? Sudah bertemu teman – teman mu?
Riou    : ahh apakah anda juga bersama mereka?
Roma   : nama ku roma... aku pintu gerbang menuju dunia yang saat ini kau tinggali. Ini semestinya bukanlah dunia hitam. Ini adalah dunia kecil mu. Tempat bermain mu di masa kecil. Kau menghabiskan berjam2 di balik slimut dan di atas tumpukan kasur untuk bermain disini. Dulu... kau sangat bahagia bermain bersama teman2 mu. Develin,Melati,Lintang,Benita,Eriza dan aku selalu mengantar mu pulang dan menjemput mu datang.
Riou    : aku aku aku belum mengerti roma. Jika dahulu raga ku kerap hadir da pergi di tempat ini. Lalu kemanakah jiwa ku melangkah belakangan. Saat aku merasa jatuh dan hilang. Kenapa aku tak ada disini?
Roma   : riou ... ingatlah dengan mesin kepala yang setiap saat bekerja di kepalamu itu. Apakah belakangan hati mu memberontak?
Riou    : ya...
Roma   :apakah belakangan mesin kepala mu itu terus bekerja keras?.
Riou    : ya...
Roma   : tapi kau tak menghiraukan.
Riou    : ya... (menjerit dan menangis)
Roma   : kami selalu mencoba agar kau mau kembali kemari. Bermain dengan teman2 mu dan memberikan nasihat tentang kerasnya kehidupan. Kami... mencoba mengembalikan kamu seperti apa yang telah jadi kamu. Tapi kau begitu tergiur dengan kenikmatan hidup sesaat yang di jalani tema2 mu. Kau membuat kami bukan apa2 lagi dihidup mu. Kembalilah riou... kembalilah kau menjadi aoa yang sestinya drimu.
Riou    : aku menyesal... tak seharusnya aku meninggalkan kalian. Seharusnya aku mendengarkan kalian, Hati kecil ku.....
Develin: ku beri kau seluruh cinta kasih dan sayang untuk mengasihi dirimu keluarga mu teman2 mu kekasih abadi mu dan mengasihi seluruh umat ciptaan Nya.
Melati  : ku beri kau jiwa kepemimpinan. Untu memimpin hati mu agar ia tahu kemana arah ia bernafas. Agar kau mampu membela kebenaran dan melindungi rakyat kecil.
Lintang: ku ajarkan kau tentang bersyukur agar kau berhenti mengeluh dan mulai menjalani hidup penuh sukacita akan segala yang telah di beri oleh yang maha kuasa. Bersyukurlah dan berbahagialah.... riou.. hidup terlalu pendek untuk terus mengeluh.
Benita  : ku ajarkan kau untuk selalu berusaha... jangan pernah menyerah. Gagal adalah sebuah rambu bahwa kau hampir mencapai kesuksesan. Hanya perlu terus mencoba. Setiap kegagalan adalah petunjuk sampai pada level mana kamu. Dan setiap kali kamu terus mencoba dan terus bangkit dari gagal mu, itu adalah pendekat antara kamu dan kesuksesan.
Eriza    : aku berikan keberanian di dalam hati mu. Agar kau tak takut gagar. Agar kau tak takut mencoba lagi. Keberanian dan usaha sudah selayaknya berdampingan. Beranilah melawan kebathilan dan membela kebenaran. Bravo riou...
Roma   : nah riou kau sudah mendapat bekal yang lebih dari cukup untuk kau bawa kembali ke dalam dunia nyata mu. Pulanglah membawa kasih sayang, jiwa kepemimpinan, syukur, usaha dan keberanian.
Riou    : terimakasih... terimakash atas ilmu yang telah kalian berikan aku tidak akan pernah lupa betapa aku memiliki kalian di dalam hati kecilku. Akan ku bawa kalian kemana kaki berpijak. Aku akan kembali membawa kasih sayang, jiwa pemimpin, syukur, usaha dan keberanian. Dan aku  akan memadukan mereka dengan apa yang telah terlahir bersama ku. Jiwa yang patuh dan menghormati.
*TAMAT *




Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGEN DISAYANG TAPI OGAH PACARAN

Corona dan Manusia

Sebuah Skenario Kematian