pixabay.com
Berenang adalah salah satu kegiatan favorit saya sejak
kecil, sayangnya saya tidak banyak menghabiskan waktu di kolam renang. Tinggal
di pedesaan membuat jarak antara rumah saya dan kolam renang umum cukup jauh,
sehingga saya tidak bisa sering-sering melaksanakan hobi terpendam saya ini.
Masuk ke dunia perkuliahan, saya diterima di salah satu universitas negeri di
Jogjakarta. Akhirnya saya berdomisili di daerah perkotaan. Meskipun sdah
tinggal di area perkotaan, nyatanya saya tetap kesulitan melaksanakan hobi
terpendam saya. Miskinnya informasi mengenai kolam renang di Jogjakarta menjadi
salah satu hambatan saya. Pernah sekali saya renang di sebuah kolam renang
indoor khusus wanita. Awalnya saya sangat senang karena baru pertama kalinya
berenang di area indoor dan khusus wanita pula. Namun, sekembalinya dari sana
teman saya mengalami gatal-gatal di beberapa bagian. Sebagai kolam renang
indoor yang dimiliki oleh yayasan sebuah sekolah, kolam renang ini memiliki bau
kaporit yang sangat menyengat.
Sedikit kecewa, saya akhirnya beralih berenang ke wilayah
Klate yang memiliki sumber mata air yang jernih dan menyegarkan. Meskipun
dingin namun sangat segar di tubuh, di tambah lagi kita bisa merasakan sensasi
berenang bersama ikan-ikan. Kendala berenang di sumber mata air adalah arus
yang cukup kencang sehingga lebih sering bermain air daripada berenang. Pernah
sekali juga saya berenang di kolam renang alami di Jogjakarta bagian utara.
Meski berasal dari mata air pegunungan, namun sensai kesegaran airnya berbeda
dengan yang saya dapatkan di Klaten. Bahkan, di kolam renang alami yang dikenal
dengan keindahan airnya yang berwarna biru, saya merasa kurang nyaman dengan
banyaknya pasir yang menempel di tubuh. MCK yang disediakan juga kurang
memadahi.
Suatu hari saya menemukan segerombolan teman saya yang
akan pergi berenang. Mereka mengatakan akan berenang di daerah Kota Baru. Rasa
penasaran dan excited, saya akhirnya bergabung dengan mereka. Inilah akhirnya
saya bertemu dengan kolam renang Umbang Tirta. Sempat saya membaca review di
internet sebelumnya, sebenarnya kolam renang ini adalah kolam renang umum,
hanya setiap hari Jumat pagi dikhususkan untuk wanita. Kesan pertama saya
berenang di kolam renang Umbang Tirta adalah, sebuah kolam renang yang nampak
sudah berdiri lama. Dipenuhi dengan wanita lanjut usia dengan pakaian renang
lengkap dan kacamata renang berbagai macam model, juga botol minum merk
Tupper**are yang bergeletakan di sisi kolam. Seolah siap melayani pemiliknya
kapanpun mereka haus. Setelah berganti pakaian renang saya dan teman-teman
lantas menyerbu kolam dengan kedalaman 0,5 m. Sebagai seseorang yang memiliki
tinggi badan tidak lebih dari 150 cm, saya memulai penyelaman di kolam sedalam
150cm. Berhubung teman- teman yang datang bersama saya belum bisa berenang,
mereka bermain air dan berlatih (sedikit) gerakan renang. Sementara sya amulai
asik wira-wiri di tengah kolam.
Hal menyenangkan terjadi ketika saya beristirahat di tepi
kolam, sambil bersandar di tepi kolam, saya melihat beberapa ibu-ibu yang mengambil
jarak renang leboh jauh dari saya. KEREN. Tidak lama, ada juga ibu-ibu yang
beristirahat di sebelah saya. Sekilas kami saling tatap lalu tersenyum satu
sama lain. Beberapa detik kemudian ibu tersebut bercerita mengenai usahanya
melatih syaraf-syaraf di tubuhnya. Rupanya ibu ini baru saja operasi, sehingga
badannya sedikit kaku. Awalnya saya berpikir bahwa, kejadian yang saya alami
murni karena si ibu tadi orangny ramah. Ternyata ketika saya bertemu dengan
ibu-ibu lainnya, mereka tidak kalah ramah. Berawal dari tatapan menjelma
menjadi senyuman kemudian berlangsung bersama obrolan. Ada juga ibu-ibu yang
bercerita tentang kepalanya yang baru saja mengalami kecelakaan. Mungkin beberapa
ibu-ibu dan nenek yang pagi-pagi sudah beraktifitas di kolam renang Umbang
Tirta ini adalah survivor yang sedang melatih syaraf atau melakukan pemulihan
pasca operasi atau kecelakaan.
Pulang dari penyelaman pertama sya amenjadi sangat
bahagia dan badan terasa fresh. Selanjutnya saya mulai sedikit rajin pergi berenang.
Pertemuan berikutnya saya datang lebih awal, kira-kira pukul 6:30 WIB. Saya kira
kolam renang masih sepi, ternyata sudah ramai juga ibu-ibu yang datang. Kembali
pada sesi bincang-bincang di tepi kolam, ternyata para ibu-ibu dan nenek-nenek
ini sudah datang dari jam 05:00 pagi. Wahhh makin kagum saya jadinya, ternyata
semakin tua semakin semangat. Bahkan mampu berenang lebih jauh dan lebih lama
dari saya. Melihat semangat ibu-ibu ini saya juga ikut termotivasi, hingga
akhirnya berani berenang di kolam sedalam 3 meter. Uhhh baru sekali selam rasanya
luar biasa, mampu berenang di kolam dengan kedalaman dua kali lipat dari tubuh
saya. Bagi saya itu sebuah prestasi kecil yang patut di apresiasi. Meskipun menderita
anxiety social, kini saya tidak takut lagi pergi berenang ke kolam Umbang
Tirta. Bagaimana ya, sudah nyaman sih di tambah bertemu dengan banyak sekali
ibu-ibu yang ramah. Jika banyak orang bilang penduduk Jogja itu ramah-ramah. Maka
berenang di kolam Umbang Tirta membuat saya seolah berenang bersama warga Jogja
asli.
Oiya, untuk teman-teman yang ingin belajar renang, di
kolam Umbang Tirta ini juga ada
pelatihan renang gratis. Pelatihnya profesional, meskipun ya sudah tidak dalam
usia muda lagi. Beliau berkata sudah 60 tahun terjun di dunia renang, termasuk
menjadi pelatih renang. Nah, profesional banget berarti kan. Biasanya pelatih
renang berada di kolam 100 cm dengan pakaian renang lengkap dan kecamata
renang. Ibunya gak galak kok, ngajarinnya juga sabar meski gratisan. Progress berenang
kita juga di pantau setiap minggunya. Buat anda-anda yang mahasiswa biasanya
doyan banget nih sama gratisan. Jadi kaya endorse nih padahal ceritanya mau
review. So, see you di kolam renang Umbang Tirta guys,,,
Komentar
Posting Komentar