Hitam dan Tercemar

  ' Like living in the dream.' Kabut menyelimuti langit pukul 05.30 pagi. Benda tak padat, yang tak bisa digenggam itu menelisik anggun di antara pepohonan, membuat beberapa dahan ketutupan. Seperti di dalam lukisan, kabut itu turun dari langit, ke sela sela pohon, hingga berbaur dengan orang-orang di atas tanah. Kabut datang bersama hawa dingin yang mengungkung sekujur tubuh. Seolah es yang membekukan kulit bagian luar, mendekap kuat tapi tak menghangatkan. Meski dingin menerjang, udara pagi di pegunungan tetap menawan paru paru yang penuh kepulan asap kendaraan dan tembakau bakar. Katlya duduk di pembatas jalan, merapatkan jaket yang dikenakan. Hidungnya memerah dan berlendir, pipinya dingin tapi kenyal seperti kue mochi di dalam freezer. Ia menggosokkan telapak tangannya mencari kehangatan. Seperti naga kehilangan daya, nafasnya menyemburkan asap tanpa api. "Kenapa mbak motornya? Mogok?," seorang pria paruh baya dengan celana pendek dan celurit menghampiri Katlya.

Kesetiaan

Mari berbicara tentang kesetiaan di malam sisa gerhana bulan dan suara adzan yang bersaut2 an.....
Apasih setia itu???
Setia adalah saat kita tidak.berkhianat dengan hal yang kita janjikan
Lalu siapa lagi khianat itu...
Khianat adalah pelanggaran janji
Jadi secara simplenya kesetiaan adalah bagaimana kita menjaga dan merawat janji kita.
Kenapa sih kita harus menjaga janji? Kenapa kita harus setia?
Agar kita tahu agar kita bisa bercermin manusia seperti apa kita?.
Ada di level berapa sih kita. Seberapa besar hati kita. Seberapa lapang dada kita. Seberapa tinggi ilmu kita. Seberapa luas wawasan kita.
Jadi, kesetiaan bukan hanya tentang cinta. Kesetiaan adalah tentang siapa kita. Pantaskah disebut manusia jika setia saja tak bisa??

Selamat merenung selamat malam selamat melaksanakan ibadah .

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGEN DISAYANG TAPI OGAH PACARAN

Corona dan Manusia

Sebuah Skenario Kematian